SUDAH MENJADI SEMACAM DRAMA ABADI

JIKA HIDUP HARUS DIPERTARUHKAN DALAM PEPERANGAN

SEBUAH KEJAHATAN PIKIR

HARUSKAH KITA MENGALAH UNTUK SEKEDAR MENANG SEBENTAR

ADA, ADA DAN AKAN SELALU ADA HARAPAN TAK BERBENTUK YANG AKAN DATANG DENGAN TIBA-TIBA.

MENYAMBUT KESENDIRIAN

AKHIRNYA, SAMPAI JUGA KITA DI RUMAH YANG SEKIAN LAMA KITA TINGGALKAN

DENGAN PELATARAN YANG BERDEBU

TERNYATA, RIBUAN KALI KITA HARUS MEMBACA ULANG DIRI

MENGENAL KEMBALI DARI AWAL

MENGEJA LAGI AKSARA YANG TERLUPAKAN

SEMUANYA TENTANG KEDIRIAN YANG BANYAK KITA NAFIKAN

---

APA YANG TELAH KITA CARI SESUNGGUHNYNYA?

APA YANG BEGITU DALAM KITA TUJU?

AKU TIDAK PERNAH MENEMUKAN APA-APA DALAM PENGAMBARAANKU, KECUALI SEDIKIT SAJA.

JIKA DIHITUNG KEMBALI WAKTU ATASNYA, TIDAK AKAN ADA PERNYATAAN LAIN KECUALI BAHWA:

AKU TELAH SALAH MENGIRA.

--

PADANG ABADI, PANAS DAN MENANTANG, KEMBARA SEPI.

MENUNDUK PADA BAHASA SUNYI.

KEMANA HENDAK MENGHINDAR DENGAN SUARA, SEDANG TELAH TERYAKINI BUNYIAN MULUT PALING SUCI ADALAH DO'A..

===

Bagaimanakah kelu di hati ini bisa disenyapkan, jika aroma pembusukan semakin liar bergemuruh menggaung  dalam nadi darah yang terus mengalir.

hidup boleh salah, namun hidup tidak boleh keliru, karena hidup harus dikerjakan.

jika sekali saja perkiraan atas waktu dan ruang itu meleset,

maka kita akan terlempar jauh ke dalam dunia yang sungguh tidak kita dengar sebelumnya.

sepi dan angkuh..

begitu sapa pertama yang akan di selendangkan dalam otak kiri kita.

telah banyak pertualang mundur dari tragedi ini,

kecuali sedikit saja, yang masih rindu tangis yang dingin.

KETIKA MALAM MEMELUK SUNYI DALAM KEDIRIAN YANG SENDIRI

DI HATI SEOLAH TERBISIKI KATA SAKTI:

KAMU TIDAK SENDIRIAN,...KAWAN...

ijinkan aku berduka atas segala kemenanganku yang sia-sia....